Bisnis Plan dalam usaha merawat bumi pada masa pandemi

bisnis plan dalam usaha merawat bumi pada masa pandemi Hello! My name is Valensia Teresa. I am going to explain about business plan during Covid-19 Pandemic to take care of the earth. We know that right now the earth currently recovering because of the pandemic people stay at home and makes less pollution but people still do the activity that can damage the environment. 


Contoh bencana akibat  aktifitas manusia yang dapat merusak bumi dalam masa pandemi adalah 

- Pembuangan limbah baterai dan sampah elektronikyang tidak benar

Pembuangan limbah baterai dan sampah elektronik yang tidak benar banyak terjadi di Indonesia diakibatkan kurangnya edukasi mengenai hal ini. Limbah baterai mengandung merkuri dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak biota laut. Ada 20-50 juta ton sampah elektronik dan hanya 10-18 persen yang didaur ulang.



-Mengonsumsi daging hewan

Mungkin bagi kita sebagai manusia, mengonsumsi daging hewan merupakan hal yang biasa. Tak disangka hal yang kita lakukan sehari-harinya justru berdampak buruk terhadap keadaan bumi ini. Mengonsumsi daging hewan dapat menghasilkan gas metana yang dapat menyebabkan pemanasan global. Peternakan menghasilkan gas metana dalam jumlah yang cukup besar. 



-Penggunaan Air Conditioner(AC) yang berlebihan

Saat pandemi ini tentu kita akan lebih sering dirumah saja. Pada cuaca yang panas ini, kita pasti akan menyalakan AC dirumah. AC memang banyak masyarakat yang memiliki AC apalagi Indonesia ini memiliki iklim tropis sehingga sangat mudah bagi kita untuk merasa panas dan gerah karena terik matahari. AC memiliki senyawa hydroflourcarbons (HFC) yang berkontribusi pada global warming. Kita harus mengurangi penggunaan AC ini dikarenakan hal-hal seperti ini yang bahkan kita lakukan setiap hari dapat merusak bumi. Kita harus bijak dalam menggunakan Air Conditioner untuk melindungi bumi dari kerusakan.




Perubahan pola hidup pada masa pandemi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan iklim di bumi

-Sampah



Saat dirumah saja selama masa pandemi, tentu sampah kita dirumah lebih banyak jika dibandingkan saat masa normal dikarenakan pada masa normal kita sering keluar rumah. Tempat sampah itu sendiri merupakan tempat pembusukan yang dapat menimbulkan gas metana. Gas metana dapat menyebabkan global warming yang dapat memicu perubahan iklim.

-Penggunaan Chloro Fluro Carbon (CFC) pada lemari es dan AC



Indonesia merupakan negara tropis, hal ini dapat memicu masyarakat untuk memasang AC dan lemari es, apalagi disaat pandemi ini kita hanya dirumah saja tentu penggunaan AC meningkat. AC dan lemari es dapat menyebabkan perubahan iklim.


Kronologi terbentuknya bumi



Ada beberapa teori-teori terbentuknya bumi antara lain adalah teori big bang.

Dalam teori bigbang dijelaskan bahwa:

- Awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada prosesnya

-Bagian-bagian kecil putaran tersebut terlempar keluar sedangkan bagian-bagian besarnya berkumpul menjadi cakram raksasa

-Terjadi ledakan besar dari gumpalan tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula.

-gumpalan-gumpalan kecil yang terlempar keluar mengalami kondensasi kemudian dingin dan memadat

-gumpalan-gumpalan tersebut membentuk planet-planet termasuk bumi.



Produk yang ingin saya produksi adalah : Pot Tanaman dari Botol Plastik




9 Building Blocks

- Key Partners:

Designer Produk

-Key Activities:

Production and design

Marketing Activities

-Key Resource:

Botol plastik bekas

-Value Proposition:

Design kerajinan yang menarik

Produk yang tahan lama

ramah lingkungan

-Customer Relationship:

memberi pelayanan yang maksimal kepada customer

memberi diskon kepada customer pertama

-Channels:

Online store (Shopee)

Media Sosial 

Website

-Customer Segments:

Pencinta tanaman & lingkungan

-Cost Structure

Modal 

Bahan baku (botol plastik bekas,cat air&hiasan)

-Revenue Streams

Online Advertising



Saya memilih bisnis pot dari botol plastik bekas karena banyak masyarakat yang masih memakai botol plastik bekas terlalu sering dan dapat mencemari lingkungan karena plastik sulit untuk di dihancurkan. Untuk mengatasi pencemaran lingkungan tersebut, saya berinovasi membuat pot tanaman dari botol plastik bekas yang telah dikumpulkan. Saya mengubah botol plastik bekas menjadi pot tanaman karena selama pandemi ini,banyak masyarakat tertarik terhadap kegiatan menanam tumbuhan maka dari itu bisnis saya akan dapat berkembang di masa pandemi sekarang ini.

Harga pokok penjualan / harga dasar barang yang akan dijual

Biaya bahan baku= Rp.3.000/hari = Rp.90.000/bulan

Biaya alat = Rp.10.000/bulan

Biaya Operasional= Rp.10.000/hari = Rp.90.000/bulan

jumlah = Rp.190.000

HPP = Rp.190.000 : 30 = Rp.6.333

Jadi, HPP untuk 1 pot tanaman adalah Rp.6.333

Harga jual

Kami menjual 1 pot seharga Rp.10.000

Pendapatan= Rp.10.000 - Rp.6.333= Rp.3.667

Laba bersih per barang = Rp.500.000 -Rp.190.000 = Rp.310.000


Sinergi kebaikan pada masa pandemi bersama keluarga



Bisnis pot tanaman ini dapat membuat kehangatan dalam keluarga dengan membuat kerajinan bersama , tentu akan berdampak pada relasi yang kuat terhadap keluarga kita. Pot tanaman ini juga bisa digunakan untuk menanam bersama keluarga dirumah.

Tantangan/hambatan melakukan bisnis dalam keluarga

- Tidak diijinkan untuk melakukan bisnis , jika salah satu anggota keluarga tidak mengijinkan untuk memulai bisnis ini, maka bisnis tidak dapat berjalan dengan baik

-Kesibukan dalam keluarga menjadi hambatan karena jika anggota keluarga sibuk maka bisnis akan menjadi sulit dan tidak dapat dikelola dengan baik

Dukungan/support melakukan bisnis dalam keluarga

-Memberikan modal untuk mendukung bisnis ini agar berjalan dengan lancar

-Membantu menjalankan bisnis dengan semangat kerjasama yang baik

-Menghargai bisnis yang dijalani dengan pikiran terbuka


That is the explanation about business plan during Covid-19 Pandemic to take care of the earth. People have to be more innovative during this pandemic by creating business ideas that can be more useful during this pandemic. I hope my explanation can help others to be more creative.










Komentar